Bagaimana tidak perahu kertas biasanya di buat oleh anak-anak saat hujan tiba.
Namun cerita dalam novel ini sangat dewasa.
Bagaimana pejuangan hidup, cinta, dan sebuah pengorbanan besar seseorang untuk menggapai cita-citanya.
Dan yang lebih membuat saya lebih tertarik novel ini mengangkat kehidupan pelaku seni di Bali.
Tokoh Luh De yang begitu polos sangat menggambarkan orang Bali kebanyakan.
Rela mengorbankan cinta pertamanya yang dia tahu cintanya tak pernah untuknya.
SINOPSIS :
Kugy mahluk kecil, mungil, dan berantakan. Dari Benaknya mengalir untaian dongeng indah.
Keenan. Cerdas, artistik, dan penuh kejutan. Dari tangannya tercipta lukisan-lukisan magis.
Pertemuannya di Bandung dan kebersamaannya dalam setiap kesempatan membuat Kugy jatuh hati kepada Keenan. Tanpa di sadari, Keenan pun jatuh cinta kepada Kugy. Namun rasa cintanya membuat dirinya memasuki kehidupannya yang rumit. Karena pasalnya Kugy sendiri memiliki seorang pacar. Dan keadaan tambah rumit begitu Keenan pun di jomblangi teman-temannya untuk berpasangan dengan Wanda. Keharidan Keenan akan membuat sakit hati Kugy dengan kedekatanya dengan Wanda, namun ketidakhadirannya akan membuatnya merasa kesepian. Kugy di hadapkan masalah yang sangat rumit.
Di satu sisi Keenan yang merasa kehadiran Kugy menjadi inspirasinya mendapatkan Kugy terus menghindari dirinya, ditambah lagi dia pergi ke Bali atas kekecewaanya terhadap dirinya sendiri. Namun lagi-lagi Keenan dipertemukan dengan seorang gadis Bali yang begitu polos.
Keenan benar-benar dalam hamparan rintangan.
jarak sudah memisahkan mereka. walau cinta milik mereka, tapi mereka tak memiliki kesempatan.
Kini Akankah dongeng dan lukisan bersatu?
Akankah hati dan impian mereka bertemu?
Saya tak menyangka Dewi Lestari mampu menyajikan karya semewah ini, walaupun novel sebelumnya sempat menuai konflik dan protes dari seorang yang mengaku aktivis Bali Dee mampu untuk menampilkan sisi Bali yang memang ia kenal dengan nyata
Langsung saja bagi yang mau membaca versi ebook :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar